Autentik.id, News – Dua bulan sudah aktifitas penambang lokal di Kabupaten Pohuwato terhenti, dampaknya pun kini mulai dirasakan para pedagang harian di Pasar Tradisional Marisa. Penghasilan sehari-hari yang mulai lesu membuat para pedagang pun menjerit.
Muna, salah satu pedagang rempah-rempah merasakan betul dampak dari tidak adanya aktivitas pertambangan akhir-akhir ini.
Pasalnya, para pembeli dengan jumlah banyak yang mayoritas penambang itu justru tak lagi terlihat sejak dua bulan terakhir.
“Hampir dua bulan pak, dorang (mereka) yang penambang itu sudah tidak kelihatan di pasar,” jelas Muna saat ditemui, Rabu (1/5/2024).
Kata Muna, sebagai pedagang yang bergantung pada hasil penjualan harian, tentu merasa terbantukan dengan adanya para penambang lokal yang setiap harinya membeli daganganya dalam jumlah besar. Namun berbeda dengan kondisi yang dialami para pedagang saat ini.
“Cuma mereka yang biasa ba borong torang pe dagangan di sini,” ujarnya.
Baca juga : Ruang Erupsi Lagi, Imbasnya Sampai Gorontalo…
Hal yang sama juga dirasakan Nur Ain, salah satu pedagang ikan di Pasar Tradisional Marisa. Kata Dia, tak adanya aktivitas tambang di wilayah Buntulia dan sekitarnya membuat omset penjualannya menurun.
“Sekarang itu so jarang dorang ba borong ikan disini. Sekarang so panas dalam,” kelakarnya.
Kondisi itu memaksa para pedagang harus putar otak. Tak berani ambil banyak dari penyuplai jika tak ingin gulung tikar. Untung-untungan, kata Dia, ada satu-dua pembeli yang singgah.
“So dapa rasa susah sekarang. Mo pikir modal, belum kebutuhan di rumah, sementara penghasilan bagini keadaannya. Ya kalau begini terus bisa-bisa tutup,” timpal pedagang lainya.
Penulis : Riyan Lagili