Autentik.id, News – Berangkat dari keresahan atas isu hangat “Biomasa” dikalangan masyarakat, Maleo Institute menggelar Forum Group Discussion (FGD) dengan menghadirkan para pihak, mulai dari unsur Pemerintah Daerah, Pemerhati Lingkungan, Japesda Gorontalo, Burung Indonesia sebagai pemateri.
Berlangsung di B.Maleo, Burung Indonesia, pada Jumat (09/11/2024), FGD yang diprakarsai sejumlah anak muda di Pohuwato itu mengangkat tema “Tantangan dan Harapan baru Investasi Bioenergi : Antara Keseimbangan Ekositem Ekonomi dan Kelestarian Lingkungan”.
Direktur Program Maleo Institute, Riswanto Husain, dalam sambutanya menyampaikan, merasa sangat terhormat dan berbahagia atas terselenggaranya kegiatan perdana Maleo Institute. Dimana Kehadiran para pemateri dan peserta dari kalangan pemuda, mahasiswa dan pelaku media masa di Pohuwato itu menurutnya merupakan bukti nyata dari kepedulian bersama terhadap isu-isu terkini yang sedang dihadapi, terutama di bidang pendidikan, lingkungan, ekonomi, dan sosial.
“Sedikit saya sampaikan, bahwa Maleo Institute ini adalah sebuah komunitas literasi yang memiliki komitmen untuk berkontribusi dalam upaya pemecahan masalah-masalah kompleks yang dihadapi oleh masyarakat. Kami percaya bahwa melalui diskusi, kolaborasi, dan aksi nyata, kita dapat menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan,” ucap Riswanto.
Melalui diskusi yang mendalam dan terbuka, kata Riswan, diharapkanya dapat menggali lebih dalam akar permasalahan yang ada, merumuskan solusi yang inovatif, dan merancang langkah-langkah strategis untuk implementasinya kedepan.
“FGD ini bertujuan untuk menganalisis secara mendalam antara dampak investasi khususnya biomasa terhadap laju deforestasi di kabupaten Pohuwato, dampak ekonomi terhadap masyarakat lokal khususnya di wilayah Popayato serumpun. Yang kemudian dapat merumuskan rekomendasi kebijakan yang dapat menyeimbangkan antara pengembangan bioenergi, keberlangsungan lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat tentunya,” pungkasnya.
Sementara itu, Plh. Sekretaris Daerah, Bahari Gobel, dalam sambutanya menyampaikan Bioenergi akan membuka lembaran baru dalam upaya mewujudkan kemandirian energy dan keberlanjutan lingkungan Pohuwato, berpotensi besar menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, serta mendukung perekonomian daerah.
Namun, lanjut Bahari, dalam menjalankan proyek sebesar ini, diperhadapkan dengan berbagai tantangan sosial dan lingkungan yang harus menjadi perhatian bersama.
“Begitu juga dalam aspek keberlanjutan lingkungan, penting bagi kita untuk memanfaatkan bahan baku bioenergi yang tidak merusak lingkungan dan ekosistem yang ada,” pungkasnya.
Dibalik semua tantangan tersebut, kata Dia, ada harapan besar agar investasi bioenergi dapat membawa Pohuwato menjadi daerah yang mandiri energi, sekaligus turut serta dalam upaya global mengurangi dampak perubahan iklim.
“Saya percaya bahwa dengan kolaborasi erat antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, kita akan mampu menghadapi tantangan ini dengan baik,” pungkasnya.
Penulis : Riyan Lagili