Autentik.id, Pemilu – Pernah menjabat dua periode sebagai Wakil Bupati Pohuwato, rupanya tak menjamin langkah Amin Haras, menuju Parlemen Pohuwato bisa berjalan mulus. Ketua DPC PDIP Pohuwato itu akhirnya kandas saat mencoba peruntungan di Pileg 2024.
Sepuluh tahun lamanya menjabat, mendampingi Syarif Mbuinga sebagai Wakil Bupati, Amin Haras, justru tak bisa berbuat banyak saat menjajal kontestasi Pileg 2024. Bersama PDIP, Amin yang memilih dapil III (Lemito, Wanggarasi, Popayato serumpun) akhirnya hanya bisa berpasrah diri dengan tidak memperoleh satu kursi pun dari 7 kuota yang tersedia.
Tak hanya Amin yang pernah menjabat dua periode sebagai Wakil bupati. Iriyanti Latif, rekan se partainya di Dapil III, juga Petahana, nampaknya akan bernasib sama. Dari hasil hitung cepat, Srikandi PDIP dari barat itu juga gagal mempertahankan kursinya di Parlemen.
Amin Haras, mengungkapkan, dari hasil hitung cepat, PDIP di Dapil III Pohuwato hanya memperoleh 1.100an suara, dimana dari total perolehan partai itu dirinya menyumbangkan 600 lebih suara. Hasil itu, kata Amin, adalah suara murni masyarakat tanpa ada mahar apalagi transaksi suara.
“Sebetulnya sudah maksimal sih, artinya saya menyapa dan bersilaturahim dengan masyarakat, menyampaikan berbagai konsep gagasan saya. Hanya saja mungkin teman-teman sudah taulah, karakteristik pemilih sekarang ini. Disitu kendalanya sebetulnya,” ungkap Amin, Senin (19/2/2024).
Baca juga : Selesai Rekapitulasi, Logistik Pemilu Kecamatan Dengilo Diserahkan ke…
“Paradigma pemilih sekarang itu, waduh, boleh dikata luar biasa parah. Sudah tidak melihat lagi gagasan, konsep apa yang akan dilakukan ketika terpilih. Memang orientasinya dalam menentukan pilihan itu sudah lain, ya sudah tidak lagi melihat konsep gagasan atau program. Cuma lebih kepada kepentingan sesaat,” tambahnya.
Disinggung maksud dari kepentingan sesaat yang disampaikannya sebagai faktor yang mempengaruhi pandangan masyarakat dalam menentukan pilihan, Amin pun dengan tegas menyebut kepentingan sesaat itu adalah praktik-praktik politik uang yang saat ini disesalinya masih terjadi.
“Money politik, iya sudah jelas itu dan sudah terlalu luar biasa. Masif sekali pak. Saya prihatin dengan kondisi seperti ini. Pada akhirnya kan mereka mengeluh ketika kandidat duduk katanya sudah tidak mau datang lagi. Mau datang apalagi mereka sudah seperti itu. Ya itulah,” sesal Amin, sembari berharap fenomena ini bisa dihilangkan.