Kepala Desa Teratai, Simson Hasan.
Autentik.id, News – Aktifitas pertambangan emas tanpa ijin (PETI) nampaknya mulai merembes ke wilayah Desa Teratai, Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo.
Beredar kabar, keberadaan para pelaku tambang ilegal yang disinyalir dibekingi oknum tertentu itu membuat Pemerintah Desa tak tinggal diam. Terlebih aktifitas PETI Desa Teratai mulai menggunakan alat berat dikhawatirkan akan merusak lingkungan yang dampaknya akan dirasakan langsung masyarakat Desa Teratai.
Kepada awak media, Simson Hasan mengungkapkan, sejauh ini pihaknya telah melaporkan adanya aktifitas pertambangan di desanya yang menggunakan alat berat ekskavator.
Pasalnya, warga Desa mulai resah, khawatir jika aktifitas tambang ilegal menggunakan alat berat akan menyebabkan bencana alam di Teratai.
Beruntung, kata Simson, tak lama setelah dirinya melaporkan adanya aktifitas tersebut, sejumlah Anggota Kepolisian langsung melakukan operasi.
“Iya ada itu operasi, cuma tidak ditemukan secara langsung. Cuma kemarin kan saya melapor, saya sampaikan ke Kapolsek bahwa alat itu sudah saya sampaikan kepada pihak pemilik lokasi untuk segera diturunkan, karena ini akan meresahkan masyarakat”, Ungkap Simson
“Jadi Kapolsek sudah instruksikan kepada beliau punya anggota dan mungkin ada yang sempat ketemu dengan pemilik lokasi dan juga Babinsa turun kesitu,” Sambungnya
Lebih lanjut, dijelaskan Simson, alasan dirinya melaporkan adanya aktifitas peti di desanya itu lantaran lokasi tersebut tidak masuk dalam wilayah pertambangan rakyat (WPR).
“Jadi saya sampaikan saya tidak mengijinkan karena itu bukan wilayah WPR”, Lanjut Simson, Seraya menambahkan alat tersebut sudah diturunkan dari lokasi.
Sekarang pun, kata Simson, sudah tak ada lagi aktifitas menggunakan alat berat di Desa Teratai, berkat peran aktif Kapolsek Marisa beserta jajaran.
“Sudah tidak ada, dorang Kapolsek so kase keluar”, tambahnya.
Sebelumnya, ungkap Simson, beberapa oknum pelaku juga pernah beberapa kali berupaya agar ada aktifitas Tambang Ilegal di Desa Teratai, namun hal itu tak berlangsung lama, mengingat keberadaannya mendapat penolakan warga desa setempat.
“Pernah ada memang, tapi cuma cepat karena dorang juga tako Kan,” pungkasnya.
Penulis : Riyan Lagili
Autentik.id, Legislatif - DPRD Kabupaten Pohuwato kembali menggelar Rapat Paripurna, Kamis (26/6/2025) di ruang rapat…
Autentik.id, Legislatif - Banjir bandang yang menghantam Kecamatan Wanggarasi hingga menewaskan 2 warga Desa Tuweya,…
Autentik.id, News - Banjir bandang yang melanda Desa Tuweya dan Bohusami di Kecamatan Wanggarasi masih…
Autentik.id, News - Sejumlah warga yang terdampak banjir menyampaikan apresiasi dan ungkapan terima kasih kepada…
Autentik.id, News - Duka musibah banjir bandang yang menghantam Desa Tuweya, Bohusami dan desa lainya…
Autentik.id, Peristiwa – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Pohuwato pada Jumat malam (20/6/2025), menyebabkan…
This website uses cookies.