Autentik.id, Tekno – Pasar smartphone global mencatat pertumbuhan sebesar 3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal I 2025. Capaian ini berdasarkan laporan awal Market Pulse Early Look dari lembaga riset Counterpoint Research.
Pertumbuhan tersebut didorong oleh perbaikan kondisi ekonomi di negara-negara berkembang serta subsidi pemerintah di Tiongkok, yang mampu mengimbangi penurunan penjualan di pasar-pasar maju seperti Amerika Serikat dan Eropa.
Senior Research Analyst Counterpoint, Ankit Malhotra, menyampaikan bahwa kuartal pertama tahun ini menunjukkan dinamika pasar yang beragam. “Pasar mengalami awal yang beragam pada tahun 2025, di mana kuartal I [kita] melihat perbaikan berkelanjutan dalam kondisi ekonomi, khususnya di pasar berkembang,” ungkap Malhotra, Sabtu (19/4/2025).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kondisi ekonomi yang mulai membaik di negara berkembang turut mendorong permintaan, khususnya pada Januari 2025. Namun demikian, pasar yang sudah mapan mulai menunjukkan kejenuhan pascapemulihan tahun lalu. Ketidakpastian ekonomi dan meningkatnya risiko perdagangan turut memberikan tekanan menjelang akhir kuartal IV-2024.
Apple berhasil menempati posisi teratas dalam penguasaan pasar smartphone global pada kuartal ini sebesar 19 persen. Keberhasilan tersebut ditopang oleh peluncuran iPhone 16e pada periode non-tradisional serta peningkatan penjualan di wilayah-wilayah non-inti perusahaan. Meskipun penjualan Apple di pasar utama seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Tiongkok mengalami stagnasi atau penurunan, perusahaan mencatat pertumbuhan dua digit di Jepang, India, Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika.
Samsung berada di posisi kedua dengan pangsa pasar sebesar 18 persen. Setelah sempat mengalami awal yang lambat akibat keterlambatan peluncuran seri Galaxy S25, penjualan Samsung kembali meningkat signifikan pada bulan Maret, terutama ditopang oleh varian “Ultra” dan perangkat seri A.
Di sisi lain, Xiaomi mempertahankan momentum pertumbuhan sebesar 14 persen, tidak hanya melalui ekspansi ke pasar baru, tetapi juga berkat peningkatan signifikan di pasar domestik. Reputasi Xiaomi sebagai merek yang lebih premium turut diperkuat oleh keberhasilannya memasuki pasar kendaraan listrik. Vivo berhasil naik ke posisi keempat, didorong oleh performa yang kuat di Tiongkok serta ekspansi ke negara-negara berkembang. Sementara itu, OPPO yang menempati posisi kelima mencatat pertumbuhan penjualan di India, Amerika Latin, dan Eropa.
Di luar lima besar, HONOR, Huawei, dan Motorola juga mencatat pertumbuhan signifikan. Huawei menjadi produsen smartphone terbesar di Tiongkok pada kuartal ini, sedangkan HONOR dan Motorola menunjukkan peningkatan tajam di sejumlah pasar internasional.
Meskipun pasar menunjukkan pemulihan setelah mengalami kontraksi pada 2023, Counterpoint memperkirakan bahwa secara keseluruhan pasar smartphone akan mengalami penurunan pada 2025. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya ketidakpastian ekonomi global serta potensi gangguan pada rantai pasokan.
Inovasi teknologi seperti kecerdasan buatan generatif (generative AI) dan perangkat lipat diperkirakan tetap menjadi tren utama. Namun demikian, para produsen diharapkan terus mencermati dinamika permintaan konsumen agar dapat menyesuaikan strategi pasar secara tepat.
“Meskipun prospek jangka panjang kami tetap stabil, kami yakin pasar akan menunjukkan penurunan pada tahun 2025,” tulis Counterpoint.
Editor : Riyan Lagili